Monday, January 10, 2011

10 /01/2011

10 Januari 2011.
angka sepuluh kini dan nanti mungkin tidak akan menjadi sempurna biasanya...

sepuluh bagai angka keramat yang menunjukkan kesempurnaan. kegenapan. kini cuma senilai nihil.

Friday, November 30, 2007

kenapa hidup yang mudah ini kubuat susah?
kenapa hidup yang tinggal kujalani dan kuikuti aturannya ini kubuat pusing?
kenapa ada keinginan menggebu untuk melawan norma dan takdir?
kenapa aku terus bertanya dan bukan bersikap?
apa aku buta?
apa aku tuli?
apa aku sakit?
aku baik-baik saja dengan segala yang kumiliki
hanya harapan dan nafsu belaka yang membelengguku
mencegatku untuk berjalan di rel yang benar
memindahkan aku pada orbit yang salah
membuat kacau hidupku sendiri

setan belenggu abadi kehidupan!!
mengiming-iming kesenangan duniawi. setelah itu tertawa saat kita terpuruk dalam penyesalan nista
BEDEBAH! TAK TAHU AMPUN!

sejatinya, apa aku ini? seonggok daging bermata dan bertelinga tapi dungu oleh dunia nan kecildan fana ini
masih mencari untuk mengimani alamhakiki
kenapa? padahal segala mustahil tanpa Zat yang maha
bagaimana ada sel-jaringan-organ-sistem-(orginisme)diriku tanpa ada nyawa yang ditiupkan oleh zat yang maha

kemana aku selama ini? dibuat dungu oleh belenggu
kenikmatan di ujung lidah,kenikmatan di gendang telinga, kenikmatan di lubang hidung. taksampai juga sampai nurani
karena duniawi tak akan membuat bahagia yang hakiki.

izinkan aku kembali padamu tuhan!

Wednesday, July 11, 2007

kebahagiaan hakiki

kebahagiaan yang hakiki tidak bisa didapat bila masih mengharap duniawi. Rohani akan selalu terasa hampa. Kepuasan akan berkurang bila materi tak lagi terbeli. Sepi selalu merenggut jiwa bila kehadiran manusia diharap ada, kini tiada. Melilih untuk pergi.
Kebahagiaan yang hakiki sulit didapat bila tergantung pada duniawi dan insan sesama. Karena berada dalam suasana yang membahana, membuat ceria yang sementara. Selalu memberi untuk berharap menerima. Tidak akan bahagia itu abadi. Perlu dicari bila mulai pudar. Bukan itu kebahagiaan yang hakiki.
Kebahagiaan yang hakiki muncul kala sendiri dan berbagi. Kala cukup bisa memberi walau hanya sedikit, bisa tersenyum kala bersedih, bisa menghibur walau diri pedih. Kebahagiaan yang hakiki muncul dalam rohani dan bukan mimpi. Tanpa ada benci.
Perasaan ini pedih, tak terperi. Karena cinta yang tak lagi dapat diberi. Karena pergi begitu menyakitkan. karena duniawi yang begitu tak lagi di sisi.
Kebahagiaan yang hakiki akan kekal abadi dan didapat dengan langkah yang tegap menuju esok, menyambutnya dengan senyum, meninggalkan bayang hari kemarin. Merujuk masa depan menemukan jiwa yang hilang untuk mencapai arti yang abadi.

**kita hidup untuk hari ini dan esok, bukan hari kemarin.
kemarin hanya sejarah untuk pelajaran di hari esok.**

terimakasih Tuhan, atas hidayahnya

made @ 2pm,on june09,2007
[pattimura 35,ciceripermai-serang]

Thursday, July 05, 2007

makasih lagi

Rabu, 4 juli 2007

Terima kasih untuk kebahagiaan yang selalu kamu kasih ke aku…
Aku cuma butuh waktu dan bersabar untuk mengatur segalanya menjadi semestinya…
Terlalu dalam rasa kehilangan ini …
Maafin aku lagi…

Monday, July 02, 2007

pada hari yang sama, yang kurasa...

01.07.07—16:50

hai! Ternyata aku masih kurang terima atas tindakan kamu. Semalam aku mimpi jelek tentang kamu. Ternyata kamu ngebohongin aku lebih dari yang aku kira. Aku sebenernya ga peduli. Toh kita udah mutusin yang terbaik untuk kita. Setiap mimpiku di masa lalu selalu benar, atau paling tidak, hampir benar. Entah kenapa, sepertinya aku punya kekuatan mendeteksi hal yang kurang berkenan. Makanya aku selalu berhasil memancingmu mengatakan yang sebenarnya berdasarkan mimpi dan kecurigaan yang datang padaku. Aku tahu kamu tidak bisa mengelak.

Aku juga tahu aku sudah sepakat melepaskanmu, tapi mimpiku tadi malam membuat kepercayaanku terhadapmu menjadi runtuh. Kamu seperti orang yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Kamu tidak pernah berhasil menjaga perasaanku, malah berbohong padaku. Padahal sudah sejak lama aku katakan padamu, “jujur saja, aku bisa terima apapun itu.”

Yang membuatku sakit lagi adalah, ketika dahulu aku harus mengalah untuk menunggumu membereskan urusanmu, aku tahan untuk tidak segera melepaskanmu. Kini, ketika aku mau dan siap untuk menahanmu sampai waktu yang telah ditentukan, kau semena-mena membatalkan janji kita. Dengan alasan orang tua. TEGA!! Saat aku mulai menikmati hari-hari terakhir kita, kamu malah menghancurkannya…
Dan, JUJUR, aku tidak bisa seperti yang kau harapkan.
Maafkan aku…

01.07.07—20:50

terlalu sakit untuk diingat, terlalu menyiksa untuk dikenang.
Kalau ada godaan masa lalu itu hinggap dipikiranku, aku selalu ingin menangis dan teriak. Aku tak sanggup lagi membayangkannya. Aku tak mau lagi mengenangnya. Terlalu indah untuk dilupakan, namun terlalu riskan untuk diulang.

Ya sudah, kita sudahi saja ya. Aku terlalu cemburu, aku terlalu pengecut. Pengecut kehilangan kamu. Aku memilih diam saat ini. Terlalu riskan untuk dekat dengan kamu. Aku tak sanggup. Izinkan aku jauh, dalam waktu dekat aku akan minggat! Jangan cari aku…

Kini aku tak sanggup menatapmu lama, kini aku tak sanggup di dekatmu lama. Tergoda masa lalu yang indah namun kelabu. Izinkan aku menghapusnya semauku. Mungkin aku tak bisa jalani janjiku. Ini yang terbaik…
Masa lalu, ya masa lalu. Indah tetap indah, sakit tetap sakit. Perpisahan akan selalu sakit bagaimanapun kemasannya…

Tak lagi aku dapat mengkhayalkan senyum manismu, namun rasa itu masih tertinggal. Berat rasanya aku rasakan untuk jauh dan menjauhimu. Namun aku tahu ini yang terbaik agar aku tidak kembali berbuat riskan.
Maafkan aku. Semoga kamu tahu makna semuanya…

Sunday, June 24, 2007

apa itu janji

24-06-07

mikir. Dong, mikir!!!
Masa baru 3 hari bikin janji mo diingkari lagi?
Yang bener aja!!
Aku kembali lagi ragu dan tak menentu. Tapi aku tak mau lagi kelu.
Janji tetap janji, komit tetap komit.
Aku harus melakukan semuanya secara total dan tidak separo-separo, ga boleh tergantung mood dan keuntungan. Apapun itu, sesuai niat dan tujuanku.
Maafkan aku masa lalu, selamat tinggal…

Friday, June 22, 2007

kalau itu maumu

22.06.07—10:46

OOOhhh…jadi begitu keputusan kamu…
Menyerah di tengah jalan dan mencoba meninggalkanku saat ini juga…
AKU RINDU KAMU…
Belum sanggup aku kehilangan kamu secepat ini, aku dan kamu memang harus sama-sama belajar…