Sunday, June 24, 2007

apa itu janji

24-06-07

mikir. Dong, mikir!!!
Masa baru 3 hari bikin janji mo diingkari lagi?
Yang bener aja!!
Aku kembali lagi ragu dan tak menentu. Tapi aku tak mau lagi kelu.
Janji tetap janji, komit tetap komit.
Aku harus melakukan semuanya secara total dan tidak separo-separo, ga boleh tergantung mood dan keuntungan. Apapun itu, sesuai niat dan tujuanku.
Maafkan aku masa lalu, selamat tinggal…

Friday, June 22, 2007

kalau itu maumu

22.06.07—10:46

OOOhhh…jadi begitu keputusan kamu…
Menyerah di tengah jalan dan mencoba meninggalkanku saat ini juga…
AKU RINDU KAMU…
Belum sanggup aku kehilangan kamu secepat ini, aku dan kamu memang harus sama-sama belajar…

Wednesday, June 20, 2007

Betrayed

20-06-07

khianat…
apakah kata itu yang tepat? Untuk suatu janji yang tidak ditepati?
Aku mencium pengkhianatan saat-saat ini…
Namun seperti tersamarkan oleh kesibukan, oleh suatu pembenaran…
Tertutupi dengan harapan untuk dipahami karena pekerjaan…
Aku mulai melihat gelagat aneh, yang luar biasa tak biasa
Suatu hal yang tidak pernah kusangka sebelumnya
Membuatku bertanya namun takut akan jawaban yang mungkin nyata
Jawaban yang membawa petaka terhadap sanubariku, takut ini seperti seribu sembilu yang menancap dengan pasti di relung hatiku.
Aku mulai takut, aku mulai menjadi pengecut. Dia begitu tenang dan seolah tidak apa-apa. Apa benar ada khianat di sana? Apa dia merasa apa yang kurasa? Apa ada rasa iba yang dia punya? Ada apa? Kenapa? Semua pertanyaan berkecamuk dalam dalam pikiran. Apa kamu berkhianat? Kenapa tak kau bilang saja… kau sendiri yang meminta, dan berjanji untuk setia sampai waktu yang telah kita tetapkan, waktu yang dianggap tepat untuk kita berdua? Kenapa kamu sendiri yang ingkar? Tahukah kamu aku tak sanggup dibohongi? Kamu selalu baik di mataku. Tolong jangan ubah cara fikirku.
Mulutku kelu saat kutahu…bahwa kamu mungkin tak mau aku…
Bahwa kamu menemukan yang baru. Aku haru…
Aku tak tahu apa yang harus dilakukan. Bisakah kau memberi jawaban…?

Tuesday, June 19, 2007

ada apa ini?

19.06.07—11:04 a.m. [podomoro residence]

ternyata aku ga setegar itu, sepertinya aku mulai kalah dan takut kehilangan kamu.
Belakangan ini kamu mulai berubah. Dan aku mulai khawatir.
Aku selalu memaksamu dan mencoba untuk tahu atau paling tidak mengembalikan kamu seperti dulu. Namun aku ragu…
Ada yang kamu sembunyikan dari senyummu, ada sesuatu di balik tingkahmu.
Aku mulai takut bahwa aku ternyata pengecut.
Dulu kamu selalu menantiku tapi aku selalu menghindar
Kini aku mulai rindu tapi kenapa aku pilu?
Bagai ditusuk seribu sembilu
Aku ingin kamu tahu, aku ingin tahu…
Jangan tinggalkan aku dalam kecurigaan dan kertidakpuasan seperti ini…
Mungkin kamu pikir aku mulai gila. Memang iya.
Aku tak mau tahu kenapa aku begitu. Tapi aku mulai merindukanmu.

[relung hatiku mulai kosong,HAMPA!
Kenapa aku? Kenapa kamu?
Aku mulai merindu? Sakit hatiku bila tak tahu kenapa kamu]

Sunday, June 10, 2007

ruang ini hampir kosong

09.06.07—[@ metromini 53]

ada ruang kosong di sini. Ruang kosong yang menganga besar., yang belum terisi sesuatu.
Entah apa itu.
Yang kadang terpuaskan dan terisi oleh kebahagiaan semu.
Yang terisi sementara ketika bermain dengan tiga malaikat kecil atau ketika aku menjadi pemakan segala atau ketika membiarkan kaki ini melangkah entah kemana. Melanglang buana…
Hanya buaian fana.
Ruang ini terisi ketika seseorang tersenyum puas karena ada-ku. Tapi hati ini merana. Ingin pergi dan terbang, berharap dia tersenyum untuk selamanya. Tapi kurasa tidak. Karena dia hanya maya. Ruang kosong ini belum layak terisi. Dan kian terkikis oleh waktu. Berharap apa yang tiada. Siapa yang tak mungkin. dia, yang dikirim untuk sementara. Hanya sebentar nikmatnya terasa.
Oohh.. ruang ini semakin besar dan hampa. Semakin menganga. Semakin mendalam kesedihan kurasa. Semakin luka karena penyesalan tak berguna. Semakin aku sadar bahwa diam kadang akan membawa ketenangan jiwa.
Ampuni aku tuhan….